Inilah sebabnya kenapa antek-antek komunis di Indonesia begitu membenci Mayjen Kivlan Zein dan Letjen Prabowo Subianto.
(1) AH Nasution, merupakan seorang Jenderal Besar, sebuah gelar kehormatan yang terhormat dalam dunia militer, yang di Indonesia hanya disandang oleh tiga nama. Gelar Jenderal Bintang Lima hanya dimiliki oleh Panglima Besar Soedirman, Abdul Harris Nasution, dan HM Soeharto.
Salah satu korban yang selamat dari peristiwa G30S/PKI, adalah Jenderal Abdul Haris Nasution. AH Nasution selamat saat hendak diculik, sementara putrinya Ade Irma Suryani (5 tahun) dan ajudannya Lettu Pierre Tendean, tewas menjadi korban.
AH Nasution berhasil meloloskan diri kemudian mengirimkan pesan khusus kepada Soeharto di Markas Kostrad. Akhirnya kudeta G30S/PKI berhasil digagalkan dan ditumpas. Seandainya AH Nasution berhasil diculik dan dibunuh, maka sempurnalah rencana kudeta G30S/PKI, dan kita tak tahu bagaimana jadinya Indonesia.
Oleh karenanya, Jenderal Besar AH Nasution selalu mengingatkan bahaya laten PKI yang mulai bangkit kembali pasca reformasi 1998. Dalam keterangan resmi AH Nasution yang disampaikan Bakrie Tianlaen yang didampingi Husni Thamrin tanggal 26 April 1999, AH Nasution sudah mengingatkan:
"Akhir-akhir ini di berbagai mass media, baik cetak maupun elektronik, memuat berbagai wawancara dari beberapa tokoh yang dulunya terlibat G30S/PKI dari sudut pandang mereka. Dari pembicaraan mereka, seolah-olah tidak merasa bersalah atas tindakan mereka di masa lalu. Yang sangat memprihatinkan adalah hasil wawancara itu dilansir begitu saja tanpa berusaha untuk mempelajari terlebih dulu apa yang pernah dilakukan oleh mereka. Dengan pemberitaan tidak mendasar itu, bagi orang awam atau generasi yang tidak mengalami itu dapat membawa dampak bagi pola pikir mereka, bahkan bila kurang waspada dapat terbawa dalam alur pola pikiran yang seharusnya perlu dijauhi."
"Mereka seakan-akan tidak merasa bersalah, bahwa mereka melakukan pembunuhan terhada para Jenderal AD yang dimasukkan dalam sumur Lubang Buaya. Saya membaca dalam salah satu surat kabar Ibu Kota, bahwa mereka telah membentuk Yayasan Korban 1965 - 1966, untuk melakukan penelitian atas korban peristiwa 1965. Bahkan, katanya akan menuntut Jenderal Soeharto."
Apa yang disampaikan AH Nasution kini makin terlihat nyata gerakan dan upaya mereka pada era sekarang. Bahkan yang selalu ceramah mewaspadai bangkitnya PKI ditangkap. Yang menentang upaya terselubung membangkitkan PKI digebuki. Tanya kenapa.
(2) Letnan Jenderal Prabowo Subianto, dikenal sebagai orang yang sangat dekat dengan Jenderal Nasution. Sebagai junior, Prabowo tak pernah merasa lupa terhadap Nasution. Menurut berbagai catatan, Prabowo adalah satu-satunya orang luar selain anggota keluarga yang diundang secara khusus oleh AH Nasution menjelang akhir hayatnya.
Maka tak heran, antek-antek dan anak cucu PKI paling benci dengan Prabowo. Mereka akan bergabung bersama lawan Prabowo untuk menjegal jangan sampai menjadi RI-1 karena akan menghalangi upaya mereka melanjutkan 1965 yang dulu gagal.
(3) Mayor Jenderal TNI Kivlan Zen adalah seorang tokoh militer Indonesia. Ia pernah memegang jabatan Kepala Staf Kostrad ABRI setelah mengemban lebih dari 20 jabatan yang berbeda, sebagian besar di posisi komando tempur. Kivlan Zein kini menjadi target antek-antek PKI karena kegigihannya menentang bangkitnya PKI. Pernah ditangkap dengan tudingan makar saat menjelang Aksi 212.
ITULAH TRIO JENDRAL YANG SANGAT DIBENCI ANTEK-ANTEK PKI YANG HENDAK BANGKIT KEMBALI.
Sebagai pengingat kekejian PKI, cukuplah kita mengenang Ade Irma Suryani Nasution.
Ade Irma Suryani Nasution (lahir 19 Februari 1960 � meninggal 6 Oktober 1965 pada umur 5 tahun) adalah putri bungsu Jenderal Besar Abdul Harris Nasution. Ade terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September yang berusaha untuk menculik Jenderal Besar AH Nasution.
BELUM CUKUP'KAH Ade Irma putri mungil & cantik Jenderal AHNasution jadi korban terakhir PKI???
(1) AH Nasution, merupakan seorang Jenderal Besar, sebuah gelar kehormatan yang terhormat dalam dunia militer, yang di Indonesia hanya disandang oleh tiga nama. Gelar Jenderal Bintang Lima hanya dimiliki oleh Panglima Besar Soedirman, Abdul Harris Nasution, dan HM Soeharto.
Salah satu korban yang selamat dari peristiwa G30S/PKI, adalah Jenderal Abdul Haris Nasution. AH Nasution selamat saat hendak diculik, sementara putrinya Ade Irma Suryani (5 tahun) dan ajudannya Lettu Pierre Tendean, tewas menjadi korban.
AH Nasution berhasil meloloskan diri kemudian mengirimkan pesan khusus kepada Soeharto di Markas Kostrad. Akhirnya kudeta G30S/PKI berhasil digagalkan dan ditumpas. Seandainya AH Nasution berhasil diculik dan dibunuh, maka sempurnalah rencana kudeta G30S/PKI, dan kita tak tahu bagaimana jadinya Indonesia.
Oleh karenanya, Jenderal Besar AH Nasution selalu mengingatkan bahaya laten PKI yang mulai bangkit kembali pasca reformasi 1998. Dalam keterangan resmi AH Nasution yang disampaikan Bakrie Tianlaen yang didampingi Husni Thamrin tanggal 26 April 1999, AH Nasution sudah mengingatkan:
"Akhir-akhir ini di berbagai mass media, baik cetak maupun elektronik, memuat berbagai wawancara dari beberapa tokoh yang dulunya terlibat G30S/PKI dari sudut pandang mereka. Dari pembicaraan mereka, seolah-olah tidak merasa bersalah atas tindakan mereka di masa lalu. Yang sangat memprihatinkan adalah hasil wawancara itu dilansir begitu saja tanpa berusaha untuk mempelajari terlebih dulu apa yang pernah dilakukan oleh mereka. Dengan pemberitaan tidak mendasar itu, bagi orang awam atau generasi yang tidak mengalami itu dapat membawa dampak bagi pola pikir mereka, bahkan bila kurang waspada dapat terbawa dalam alur pola pikiran yang seharusnya perlu dijauhi."
"Mereka seakan-akan tidak merasa bersalah, bahwa mereka melakukan pembunuhan terhada para Jenderal AD yang dimasukkan dalam sumur Lubang Buaya. Saya membaca dalam salah satu surat kabar Ibu Kota, bahwa mereka telah membentuk Yayasan Korban 1965 - 1966, untuk melakukan penelitian atas korban peristiwa 1965. Bahkan, katanya akan menuntut Jenderal Soeharto."
Apa yang disampaikan AH Nasution kini makin terlihat nyata gerakan dan upaya mereka pada era sekarang. Bahkan yang selalu ceramah mewaspadai bangkitnya PKI ditangkap. Yang menentang upaya terselubung membangkitkan PKI digebuki. Tanya kenapa.
(2) Letnan Jenderal Prabowo Subianto, dikenal sebagai orang yang sangat dekat dengan Jenderal Nasution. Sebagai junior, Prabowo tak pernah merasa lupa terhadap Nasution. Menurut berbagai catatan, Prabowo adalah satu-satunya orang luar selain anggota keluarga yang diundang secara khusus oleh AH Nasution menjelang akhir hayatnya.
Maka tak heran, antek-antek dan anak cucu PKI paling benci dengan Prabowo. Mereka akan bergabung bersama lawan Prabowo untuk menjegal jangan sampai menjadi RI-1 karena akan menghalangi upaya mereka melanjutkan 1965 yang dulu gagal.
(3) Mayor Jenderal TNI Kivlan Zen adalah seorang tokoh militer Indonesia. Ia pernah memegang jabatan Kepala Staf Kostrad ABRI setelah mengemban lebih dari 20 jabatan yang berbeda, sebagian besar di posisi komando tempur. Kivlan Zein kini menjadi target antek-antek PKI karena kegigihannya menentang bangkitnya PKI. Pernah ditangkap dengan tudingan makar saat menjelang Aksi 212.
ITULAH TRIO JENDRAL YANG SANGAT DIBENCI ANTEK-ANTEK PKI YANG HENDAK BANGKIT KEMBALI.
Sebagai pengingat kekejian PKI, cukuplah kita mengenang Ade Irma Suryani Nasution.
Ade Irma Suryani Nasution (lahir 19 Februari 1960 � meninggal 6 Oktober 1965 pada umur 5 tahun) adalah putri bungsu Jenderal Besar Abdul Harris Nasution. Ade terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September yang berusaha untuk menculik Jenderal Besar AH Nasution.
BELUM CUKUP'KAH Ade Irma putri mungil & cantik Jenderal AHNasution jadi korban terakhir PKI???
EmoticonEmoticon