Lewat gerakan sosial yang digagas sejumlah orang, Bripka Ase bisa mendapatkan "hadiah......
Home
Archives for Juni 2017
Selasa, 27 Juni 2017
Minggu, 25 Juni 2017
MENGEJUTKAN.! Militer Amerika Serikat Kini Bukan Lagi yang Terkuat, Lalu Siapa?
Diterbitkan Juni 25, 2017
Tags
Selama ini Amerika Serikat dikenal sebagai negara dengan militer terkuat di dunia.......
Kamis, 22 Juni 2017
KOSTRAD Sholat Berjamaah Bak Kondisi Perang, Netizen Heboh Beri PUJIAN.!
Diterbitkan Juni 22, 2017
Sebuah photo yang diupload akun twitter resmi Cakra Kostrad ramai di twitter. Dalam......
SANGAR.! 4 Artis Ini Dulunya Bekas Tentara, Nomor 1 Tidak Ada yang MENYANGKA,!
Diterbitkan Juni 22, 2017
Berganti profesi adalah hal yang wajar dilakukan ketika seseorang merasa tidak menemukan......
Ditugaskan Buru TERORIS, Marinir TNI Justru Mendapat Tangkapan Kelas KAKAP!
Diterbitkan Juni 22, 2017
Indonesia saat ini tengah waspada dengan datangnya teroris, untuk itulah pihak keamanan......
Ketika Panglima TNI Sholat Bersama di Tengah Guyuran Hujan.! Alasannya Bikin Nangis,!
Diterbitkan Juni 22, 2017
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo melakukan kunjungan Safari Ramadan ke Tasikmalaya,......
MANTAP.! Presiden Duterte Izinkan Indonesia GEMPUR ISIS di Filipina Selatan!
Diterbitkan Juni 22, 2017
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte......
Rabu, 21 Juni 2017
SANGAR.! Cuma Modal GERTAKAN, Danramil Ini Bikin 5 Begal Kocar-Kacir.!
Diterbitkan Juni 21, 2017
Aksi begal masih saja terjadi di Yogyakarta. Seperti yang menimpa Sintya, 16, dan......
HEROIK, Dengan Tangan Kosong, Sertu TNI ini Gagalkan Pemerkos44n Siswi SMP.!
Diterbitkan Juni 21, 2017
Aksi heroik ditunjukkan Sersan Satu (Sertu) Ratman. Anggota TNI Koramil IX Karangreja,......
Senin, 19 Juni 2017
Pria Kemayu Tebar Rayuan Maut Untuk Lulus Tes TNI, Ini yang Terjadi Selanjutnya!
Diterbitkan Juni 19, 2017
Militer di belahan dunia manapun selalu punya image yang sangat macho. Gagah, tangguh dan tegas. Namun apa jadinya ketika seorang pria kemayu ingin ikut tes calon TNI? Bukan hal yang terlarang sih, namun bikin geli pastinya.
Hal itu bukan khayalan belaka, karena ada video viral dimana seorang pria kemayu mencoba peruntungan tes calon TNI. Seperti apa reaksinya? Simak dalam video yang dilansir dari Facebook Pusat Penerangan TNI,
Hal itu bukan khayalan belaka, karena ada video viral dimana seorang pria kemayu mencoba peruntungan tes calon TNI. Seperti apa reaksinya? Simak dalam video yang dilansir dari Facebook Pusat Penerangan TNI,
Minggu, 18 Juni 2017
Prajurit AD Ini Titip Anaknya Masuk TNI, ini jawaban MENOHOK Jenderal Mulyono!
Diterbitkan Juni 18, 2017
Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Mulyono, mengumpulkan prajurit di sebuah lapangan. Saat itu, Mulyono memberikan tips bagaimana seseorang bisa masuk TNI.
Di sela kegiatan itu, seorang prajurit penuh keberanian bertanya pada Mulyono. Dia bercerita anaknya sedang mengikuti seleksi masuk TNI. Pernyataan prajurit itu sempat membuat Mulyono tertawa.
"Mohon izin dukungannya Jenderal, anak saya mengikuti tes seleksi akmil sekolah calon taruna," kata Prajurit itu.
Rekannya yang lain juga ikut tertawa. Mendapat pertanyaan demikian, Mulyono memberikan jawaban tegas.
Ini penjelasan Mulyono yang juga berbagi bagaimana proses anaknya masuk taruna TNI.
Di sela kegiatan itu, seorang prajurit penuh keberanian bertanya pada Mulyono. Dia bercerita anaknya sedang mengikuti seleksi masuk TNI. Pernyataan prajurit itu sempat membuat Mulyono tertawa.
"Mohon izin dukungannya Jenderal, anak saya mengikuti tes seleksi akmil sekolah calon taruna," kata Prajurit itu.
Rekannya yang lain juga ikut tertawa. Mendapat pertanyaan demikian, Mulyono memberikan jawaban tegas.
Ini penjelasan Mulyono yang juga berbagi bagaimana proses anaknya masuk taruna TNI.
Sabtu, 17 Juni 2017
Ditanya Apakah Pilot Pesawat Tempur Harus Ganteng, Jawaban TNI AU Ini Bikin NGAKAK!
Diterbitkan Juni 17, 2017
Jawaban menohok yang disampaikan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, atau disingkat TNI AU, terhadap Fahri Hamzah dan Ratna Sarumpaet membuat akun Twitter resminya, @_TNIAU menjadi pusat perhatian. Apalagi, akun ini sangat terbuka dengan semua pertanyaan, baik yang serius maupun nyeleneh.
Admin @_TNIAU selalu memberikan jawaban lugas, lucu dan menghibur. Tak jarang yang mampu mengocok perut pembacanya. Meski tak sedikit pula memberikan informasi soal TNI AU, seperti penerimaan pilot atau tentara baru.
Misalnya, salah satu netizen bernama Yusrizal R menanyakan informasi di mana anggota TNI AU lebih mudah mendapatkan pacar. Tanpa menunggu lama, admin TNI AU langsung memberikan jawaban yang menghibur, bikin orang tersenyum.
"Abang GO-JEK kenalan admin, Tarmidzi juga bilang begitu. Tapi kenyataannya tak mudah. Karena wanita ingin dimengerti," sahut TNI AU.
Lalu ada pertanyaan. "Apakah ketampanan menjadi salah satu kriteria penting untuk bisa mencalonkan diri jadi pilot di AU atau pilot tempur?" tanya Fetti Fadliah lewat akun @ffadliah.
"Tidak. Penerbang TNIAU harus cerdas, fit & berbakat. Percuma GANTENG jika naik GENTENG saja tremor," jawab TNI AU.
Pelawak Sogi Indra Dhuaja tak ketinggalan melontarkan pertanyaan pada TNI AU. "Kalau mau nembak si dia, pencet apa?" tanya Sogi.
"Pencet bel rumah orangtuanya dan ucapkan "Pak.. saya ingin melamar putri bapak". Jika ditolak jangan teriak mayday ya!" jawab TNI AU.
sumber : merdeka.com
Admin @_TNIAU selalu memberikan jawaban lugas, lucu dan menghibur. Tak jarang yang mampu mengocok perut pembacanya. Meski tak sedikit pula memberikan informasi soal TNI AU, seperti penerimaan pilot atau tentara baru.
Misalnya, salah satu netizen bernama Yusrizal R menanyakan informasi di mana anggota TNI AU lebih mudah mendapatkan pacar. Tanpa menunggu lama, admin TNI AU langsung memberikan jawaban yang menghibur, bikin orang tersenyum.
"Abang GO-JEK kenalan admin, Tarmidzi juga bilang begitu. Tapi kenyataannya tak mudah. Karena wanita ingin dimengerti," sahut TNI AU.
Lalu ada pertanyaan. "Apakah ketampanan menjadi salah satu kriteria penting untuk bisa mencalonkan diri jadi pilot di AU atau pilot tempur?" tanya Fetti Fadliah lewat akun @ffadliah.
"Tidak. Penerbang TNIAU harus cerdas, fit & berbakat. Percuma GANTENG jika naik GENTENG saja tremor," jawab TNI AU.
Pelawak Sogi Indra Dhuaja tak ketinggalan melontarkan pertanyaan pada TNI AU. "Kalau mau nembak si dia, pencet apa?" tanya Sogi.
"Pencet bel rumah orangtuanya dan ucapkan "Pak.. saya ingin melamar putri bapak". Jika ditolak jangan teriak mayday ya!" jawab TNI AU.
sumber : merdeka.com
Sabtu, 10 Juni 2017
Julia Perez, Cucu Anggota Kopassus yang Gagal Menjadi Kowad TNI.!
Diterbitkan Juni 10, 2017
Artis Julia Perez atau yang kerap disapa Jupe hadir dalam acara pameran alat utama sistem pertahanan (Alutsista) TNI Angkatan Darat di Universitas Bung Karno (UBK), Jalan Kimia, Jakarta Pusat, Senin (31/8).
Artis yang kerap memamerkan tubuhnya yang seksi ini mengaku tak asing lagi dengan dunia kemiliteran. Pasalnya, cerita Jupe, kakeknya dulu merupakan mantan anggota TNI, sehingga dirinya tak asing akan dunia kemiliteran.
"Aku dari kecil udah enggak asing dengan dunia militer. Kakek aku tuh mantan Kopassus," ujar Jupe yang mengenakan kaos hitam bertuliskan Army ini.
Jupe menjelaskan, kedatangannya ke acara tersebut tak lain karena ia merupakan bagian dari Universitas Bung Karno. Dia tercatat sebagai mahasiswa fakultas hukum di UBK yang saat ini tengah menunggu untuk wisuda. Katanya, acara pameran alutsista ini adalah cara yang baik untuk memperkenalkan alat-alat TNI bagi masyarakat luas.
"Ini cara yang baik bagi TNI untuk bermasyarakat, merangkul masyarakat untuk lebih kenal mereka lagi," tambahnya.
Lebih lanjut ia menceritakan, sejak kecil memang bercita-cita menjadi seorang anggota TNI. Namun, katanya, karena kendala postur tubuh, sehingga cita-citanya tersebut tak terwujud dan malah menjadi artis.
"Mau banget aku jadi kowad dari dulu, tapi karena ukuran badan enggak masuk. Padahal aku suka banget, kapasitas badan aku, tinggi aku kurang, harusnya 165 cm maksimum, padahal pengen banget," terangnya.
Sedikit curhat, mantan pacar pesepakbola Gaston Castano ini mengaku, jika memang bisa menjadi anggota TNI, dirinya menginginkan menjadi bagian penjinak bom di TNI.
"Kalau memang bisa, aku pengen jadi penjinak bom, namanya EOD. Spesial penjinak bom gituhhhh," tandasnya sambil tersenyum.
sumber : merdeka.com
Artis yang kerap memamerkan tubuhnya yang seksi ini mengaku tak asing lagi dengan dunia kemiliteran. Pasalnya, cerita Jupe, kakeknya dulu merupakan mantan anggota TNI, sehingga dirinya tak asing akan dunia kemiliteran.
"Aku dari kecil udah enggak asing dengan dunia militer. Kakek aku tuh mantan Kopassus," ujar Jupe yang mengenakan kaos hitam bertuliskan Army ini.
Jupe menjelaskan, kedatangannya ke acara tersebut tak lain karena ia merupakan bagian dari Universitas Bung Karno. Dia tercatat sebagai mahasiswa fakultas hukum di UBK yang saat ini tengah menunggu untuk wisuda. Katanya, acara pameran alutsista ini adalah cara yang baik untuk memperkenalkan alat-alat TNI bagi masyarakat luas.
"Ini cara yang baik bagi TNI untuk bermasyarakat, merangkul masyarakat untuk lebih kenal mereka lagi," tambahnya.
Lebih lanjut ia menceritakan, sejak kecil memang bercita-cita menjadi seorang anggota TNI. Namun, katanya, karena kendala postur tubuh, sehingga cita-citanya tersebut tak terwujud dan malah menjadi artis.
"Mau banget aku jadi kowad dari dulu, tapi karena ukuran badan enggak masuk. Padahal aku suka banget, kapasitas badan aku, tinggi aku kurang, harusnya 165 cm maksimum, padahal pengen banget," terangnya.
Sedikit curhat, mantan pacar pesepakbola Gaston Castano ini mengaku, jika memang bisa menjadi anggota TNI, dirinya menginginkan menjadi bagian penjinak bom di TNI.
"Kalau memang bisa, aku pengen jadi penjinak bom, namanya EOD. Spesial penjinak bom gituhhhh," tandasnya sambil tersenyum.
sumber : merdeka.com
Minggu, 04 Juni 2017
GAHAR.! KSAD : Pakai Kaos Palu Arit Ikut Tren? Ke Cina Saja!
Diterbitkan Juni 04, 2017
Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Mulyono memerintahkan prajuritnya melucuti kaus bergambar palu arit dari tubuh pemakainya. Sebab, gambaran grafis itu memberi asosiasi kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dilarang di Indonesia.
"Saya menginstruksikan apabila aparat menemui ada yang mengenakan kaus palu arit maupun lambang sejenis PKI, agar dicopot dan dimintai tidak boleh menggunakannya lagi, sebab larangan itu diatur dalam undang-undang," katanya, di Ternate, Rabu (1/6).
Mulyono mengatakan, ada yang memakai kaus lambang palu arit dipanggil dan ditanya, "Kenapa pakai kaus ini?" Dan dijawab, "Ini ngetren." Dia katakan, kalau mau ikut tren, ke Cina saja, karena PKI itu dilarang di Indonesia.
Penegasan itu disampaikannya kepada seluruh prajurit TNI yang hadir dalam kunjunganya di Ternate, terkait penahanan empat pemuda yang kaus bergambar palu arit.
"Tidak ada lambang terlarang (boleh) hidup di Indonesia. Ini negara Pancasila. Itu (palu arit) jelas adalah lambang partai terlarang. Ada UU dan Tap MPR jelas, yakni partai terlarang dilarang hidup di Indonesia," kata mantan panglima Kostrad itu.
Mulyono mengatakan, apabila ada yang mengenakan lambang palu arit dan sejenisnya lalu masih membantah, akan langsung digiring ke aparat kepolisian setempat.
"Diingatkan, kalau tidak mau lepas, segera melaporkan ke polisi karena ini melanggar UU. Yang melanggar hukum segera dilaporkan kepada polisi agar diproses hukum. Kalian boleh menangkap sementara, setelah itu kasih ke polisi. Kalau dia kasihkan copot kausnya, selesai. Jangan dipakai lagi," kata Mulyono.
Sementara, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut ancaman neoliberalisme pada Pancasila bisa melebihi ancaman komunisme melalui bangkitnya Partai Komunis Indonesia.
"Saya ingatkan, kebangkitan PKI bukan hanya dilihat di permukaan, tapi di bawah permukaan. PKI berbahaya, tapi yang lebih berbahaya neoliberalisme," kata Gatot selepas simposium nasional bertajuk "Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain", di Balai Kartini, Kamis (3/6).
Sumber : Antara
"Saya menginstruksikan apabila aparat menemui ada yang mengenakan kaus palu arit maupun lambang sejenis PKI, agar dicopot dan dimintai tidak boleh menggunakannya lagi, sebab larangan itu diatur dalam undang-undang," katanya, di Ternate, Rabu (1/6).
Mulyono mengatakan, ada yang memakai kaus lambang palu arit dipanggil dan ditanya, "Kenapa pakai kaus ini?" Dan dijawab, "Ini ngetren." Dia katakan, kalau mau ikut tren, ke Cina saja, karena PKI itu dilarang di Indonesia.
Penegasan itu disampaikannya kepada seluruh prajurit TNI yang hadir dalam kunjunganya di Ternate, terkait penahanan empat pemuda yang kaus bergambar palu arit.
"Tidak ada lambang terlarang (boleh) hidup di Indonesia. Ini negara Pancasila. Itu (palu arit) jelas adalah lambang partai terlarang. Ada UU dan Tap MPR jelas, yakni partai terlarang dilarang hidup di Indonesia," kata mantan panglima Kostrad itu.
Mulyono mengatakan, apabila ada yang mengenakan lambang palu arit dan sejenisnya lalu masih membantah, akan langsung digiring ke aparat kepolisian setempat.
"Diingatkan, kalau tidak mau lepas, segera melaporkan ke polisi karena ini melanggar UU. Yang melanggar hukum segera dilaporkan kepada polisi agar diproses hukum. Kalian boleh menangkap sementara, setelah itu kasih ke polisi. Kalau dia kasihkan copot kausnya, selesai. Jangan dipakai lagi," kata Mulyono.
Sementara, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut ancaman neoliberalisme pada Pancasila bisa melebihi ancaman komunisme melalui bangkitnya Partai Komunis Indonesia.
"Saya ingatkan, kebangkitan PKI bukan hanya dilihat di permukaan, tapi di bawah permukaan. PKI berbahaya, tapi yang lebih berbahaya neoliberalisme," kata Gatot selepas simposium nasional bertajuk "Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain", di Balai Kartini, Kamis (3/6).
Sumber : Antara
Sabtu, 03 Juni 2017
Kisah Mbah Suma, Berjuang dengan Jendral Sudirman, Tapi Kini Hidup dalam Kemiskinan!
Diterbitkan Juni 03, 2017
Tags
Banyak kenangan yang menarik tertuang ketika Mbah Suma (112) menceritakan perjuangannya saat melawan penjajah. Mulai dari perjuangan mengusir kolonial Belanda hingga perjuangan melawan penjajahan Jepang Mbah Suma tak pernah gentar. Bahkan hidup dan matinya sudah Ia serahkan jauh sebelum hari ini datang. Hari di mana Indonesia merdeka. Pemerintahan yang kaya raya, namun kepahitan dan kegetiran hidup dalam kemiskinan tak sedikitpun menyurutkan nyalinya untuk tetap bertahan hidup.
Saat bertemu Mbah Suma di rumah gubuk kayu-nya yang berukuran kurang lebih 3 x 4 meter di Jalan Tengku Perkasa, Kelurahan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai, Mbah Suma langsung menyalami satu persatu redaksi Riau Pos (Jawa Pos Group) yang datang.
Dengan wajah yang tua renta, garis-garis kulitnya sudah mulai terlihat. Sore itu, Mbah Suma tengah duduk di depan rumahnya. Yang mana pada lokasi tersebut akan dibangunkan sebuah rumah layak huni oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.
Dengan mengenakan Kaos loreng lusuh dan mengenakan bawahan celana panjang hitam, Mbah Suma mengajak tamunya masuk. Istrinya Ida (70) langsung menyambut dengan senyuman yang hangat menyapa.
Mbah Suma pun mulai bercerita. Ia mengaku pernah ikut berjuang bersama Jendral Sudirman pada masa penjajahan Belanda di Jawa barat.
�Saya pernah ikut Jenderal Sudirman,�ungkapnya yang masih kental dengan logat sunda.
Ia juga menceritakan betapa beratnya berjuang melawan penjajahan Belanda demi satu tujuan kemerdekaan.�Hampir tertembak sangat sering, nasib beruntung yang masih buat saya hidup sampai saat ini,�ujarnya.
Pengalaman paling menakutkan yang pernah Ia alami ialah saat terkepung di sebuah hutan lebat di Jawa Barat. Ketika itu Ia bersama pejuang lainnya menginap di Hutan tersebut selama 15 hari, menunggu bala bantuan datang.
Setelah 15 hari menunggu akirnya bantuan pun datang. Melalui bantuan udara Ia bersama pejuang lainnya berhasil diselamatkan oleh tim. Ya, itu hanya segelintir cerita perjuangan yang dialami oleh Mbah Suma di masa perjuangannya dulu. Saat ini Indonesia sudah 70 tahun merdeka.
Namun hidup dalam kemiskinan masih mendera mbah Suma. Diceritakannya, usai kemerdekaan di proklamirkan, Ia sempat pindah ke Jakarta.
�Saya udah pensiun kan gak jadi tentara lagi, tapi waktu itu pemda Jakarta janji berikan penghargaan kepada saya,�pungkasnya.
Namun janji-janji yang ditunggu mbah Suma tak kunjung terealisasi. Pada tahun 1982 Ia bersama keluarganya tertarik untuk ikut transmigrasi ke pasir pangarayan. Program transmigrasi saat itu sedang gencar dilakukan Presiden Soeharto. Berharap hidup dengan penghasilan layak, Mbah Suma akhirnya memilih untuk pindah Ke Pekanbaru pada tahun 1992 silam.
Sudah 23 tahun terakir mbah Suma menghabiskan masa tuannya di Kota Pekanbaru. Tepatnya di Jalan Tengku perkasa, Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai. Tinggal di pedalaman rumbai dan menghuni rumah kayu, mbah Suma sehari-harinya bekerja sebagai pembongkar tanah timbun.
Namun belakangan dikarenakan faktor usia, saat ini Ia tidak lagi bekerja. Hanya saja sesekali menerima bantuan dari ke 7 orang anaknya yang juga hidup tidak terlalu berkecukupan.
Roswati (45) putri ke tiga mbah Suma, menyebutkan saat semenjak tinggal di Pekanbaru belum pernah mendapatkan bantuan. Namun baru hari ini Ia mendapatkan bantuan sebuah rumah yang diberikan oleh Walikota Pekanbaru, Firdaus St Mt yang penyerahannya diwakilkan oleh Camat Rumbai Zulhelmi Arifin Sstp Msi.
Senin (9/11) bersama jajaran Kecamatan Rumbai beserta Danramil Rumbai dan Rumbai pesisir, Mayor S Tarigan mendatangi Rumah Mbah Suma. Atas bantuan tersebut, Mbah Suma bersama istri sempat menangis haru mendengar dirinya mendapatkan bantuan sebuah rumah layak untuk ditinggali.
�Tadi pas saya baru aja sampai, mbah Suma langsung peluk saya sambil nangis. Dia bilang makasih Kapten, Makasih Kapten diulang ulang sampai 5 kali. Itu sambil peluk saya nangis-nangis, dia manggil saya kapten,�sebut Ami.
Saat ini, Lanjut Camat, Rumah layak untuk Mbah Suma sudah dikerjakan. Pondasi rumah sudah mulai terbentuk. Sehingga nanti ketika sudah selesai diharapkan dapat menjadi suatu tempat tinggal yang baik untuk mbah Suma dan keluarga. Selain itu nantinya, Mbah Suma juga akan diperjuangkan status veterannya. Dikarenakan saat ini Mbah Suma tersendiri belum terdaftar sebagai Veteran di daerah Riau. �Saya sudah coba bincang sama pak Danramil, nantinya akan diurus bersama. Bagaimana hasilnya nanti doakan saja,�pungkasnya.
sumber : bengkuluekspress
Kisah HARU Arsilan, Veteran dan Tukang Kebun Soekarno yang Kini Menjadi Pemulung!
Diterbitkan Juni 03, 2017
Di tengah-tengah kehadiran Wakil Presiden Jusuf Kalla dan pejabat lainnya dalam perayaan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, hari ini, Selasa (10/11/2015), terdapat satu sosok yang tidak dikenal orang.
Adalah Arsilan (92), seorang veteran perang kemerdekaan yang turut hadir di upacara tersebut. Pria yang pernah ikut pertempuran sekitar tahun 1940-an di wilayah Tangerang, Banten, ini bercerita tentang hidupnya.
Meski menyandang status veteran, Arsilan yang hadir mengenakan pakaian dinas upacara TNI AD berwarna hijau muda pucat itu bukan anggota pasukan khusus. Dia hanya laskar pejuang tanpa pangkat yang kini mengaku belum pernah mendapat uang kesejahteran.
"Saya berjuang lillahi ta'ala untuk kemerdekaan negara. Saya berjuang tidak minta gaji. Saya bukan orang kuli, kalau orang kuli minta gaji," kata Arsilan saat ditemui di TMP Kalibata.
Meski mengaku tak pernah digaji, Arsilan tetap membutuhkan uang. Namun, hingga kini pemerintah tidak pernah memberikan bantuan kepadanya. Dia pun harus mengais sampah demi menghidupi keluarganya.
"Sekarang saya pemulung, saya buta huruf juga. Tapi tidak pernah menerima (bantuan) dari negara. Enggak dapat pensiun," tutur dia.
Hidup dengan Bung Karno
Arsilan kemudian menceritakan kisah hidupnya saat bersama dengan Presiden RI Pertama, Sukarno. Dia mengaku, usai pertempuran di Banten, ia memperoleh pekerjaan dari Bung Karno sebagai tukang kebun. Di sanalah ia mendapat uang untuk hidupnya.
"Saya ditarik sebagai tukang kebunnya Bung Karno. Jadi saya dikasih uang pribadi oleh keluarga Sukarno," ujar dia.
Namun, setelah Bung Karno wafat, ia pun terakhir kali mendapat bantuan dari keluarga Sukarno pada 2003.
"Terakhir saya dikasih uang pertamanya Rp 5 juta. Terus ada yang patungan, seorangnya kasih Rp 350 ribu," kata dia.
Setelah tak lagi bekerja di keluarga Sukarno, kini pria yang sudah berusia 92 tahun itu harus hidup di bawah pohon di dekat Tugu Proklamasi.
"Iya saya tinggal di emper pohon di daerah sana (dekat Tugu Proklamasi)," ujar dia.
Dia pun berharap pemerintah bisa memberikan bantuan yang cukup, mengingat Indonesia kini berkembang dengan cepat.
"Yang penting sama-sama makmur atau tidak. Dia paceklik, kita juga paceklik," kata dia.
Namun, ada sebuah kejadian lucu usai memperingati Hari Pahlawan di Tugu Proklamasi. Arsilan mencegat Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk foto bersama. Menhan pun berhenti dan memenuhi permintaan lelaki sepuh tersebut.
"Bapak, mohon izin berfoto sebentar," kata Arsilan kepada Ryamizard.
Meski demikian dia menegaskan bahwa dirinya benar-benar tidak mengetahui siapa orang yang dia cegat untuk foto bersama.
?"Saya ini orang buta huruf, jadi saya tidak tahu orang tadi itu siapa. Saya tadi minta izin saja untuk berfoto sekadar buat kenang-kenangan di Taman Makam Pahlawan ini," ujar Arsilan.
sumber : liputan6
Adalah Arsilan (92), seorang veteran perang kemerdekaan yang turut hadir di upacara tersebut. Pria yang pernah ikut pertempuran sekitar tahun 1940-an di wilayah Tangerang, Banten, ini bercerita tentang hidupnya.
Meski menyandang status veteran, Arsilan yang hadir mengenakan pakaian dinas upacara TNI AD berwarna hijau muda pucat itu bukan anggota pasukan khusus. Dia hanya laskar pejuang tanpa pangkat yang kini mengaku belum pernah mendapat uang kesejahteran.
"Saya berjuang lillahi ta'ala untuk kemerdekaan negara. Saya berjuang tidak minta gaji. Saya bukan orang kuli, kalau orang kuli minta gaji," kata Arsilan saat ditemui di TMP Kalibata.
Meski mengaku tak pernah digaji, Arsilan tetap membutuhkan uang. Namun, hingga kini pemerintah tidak pernah memberikan bantuan kepadanya. Dia pun harus mengais sampah demi menghidupi keluarganya.
"Sekarang saya pemulung, saya buta huruf juga. Tapi tidak pernah menerima (bantuan) dari negara. Enggak dapat pensiun," tutur dia.
Hidup dengan Bung Karno
Arsilan kemudian menceritakan kisah hidupnya saat bersama dengan Presiden RI Pertama, Sukarno. Dia mengaku, usai pertempuran di Banten, ia memperoleh pekerjaan dari Bung Karno sebagai tukang kebun. Di sanalah ia mendapat uang untuk hidupnya.
"Saya ditarik sebagai tukang kebunnya Bung Karno. Jadi saya dikasih uang pribadi oleh keluarga Sukarno," ujar dia.
Namun, setelah Bung Karno wafat, ia pun terakhir kali mendapat bantuan dari keluarga Sukarno pada 2003.
"Terakhir saya dikasih uang pertamanya Rp 5 juta. Terus ada yang patungan, seorangnya kasih Rp 350 ribu," kata dia.
Setelah tak lagi bekerja di keluarga Sukarno, kini pria yang sudah berusia 92 tahun itu harus hidup di bawah pohon di dekat Tugu Proklamasi.
"Iya saya tinggal di emper pohon di daerah sana (dekat Tugu Proklamasi)," ujar dia.
Dia pun berharap pemerintah bisa memberikan bantuan yang cukup, mengingat Indonesia kini berkembang dengan cepat.
"Yang penting sama-sama makmur atau tidak. Dia paceklik, kita juga paceklik," kata dia.
Namun, ada sebuah kejadian lucu usai memperingati Hari Pahlawan di Tugu Proklamasi. Arsilan mencegat Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk foto bersama. Menhan pun berhenti dan memenuhi permintaan lelaki sepuh tersebut.
"Bapak, mohon izin berfoto sebentar," kata Arsilan kepada Ryamizard.
Meski demikian dia menegaskan bahwa dirinya benar-benar tidak mengetahui siapa orang yang dia cegat untuk foto bersama.
?"Saya ini orang buta huruf, jadi saya tidak tahu orang tadi itu siapa. Saya tadi minta izin saja untuk berfoto sekadar buat kenang-kenangan di Taman Makam Pahlawan ini," ujar Arsilan.
sumber : liputan6
Langganan:
Postingan (Atom)