Salah satu profesi yang terkenal dengan baju seragamnya yang khas adalah anggota militer yang kalau di Indonesia berada dibawah markas Tentara Nasional Indonesia (TNI). Lembaga ini mewadahi tiga divisi yaitu angkatan darat (TNI-AD), angkatan laut (TNI-AL) dan angkatan udara (TNI-AU).
Tentu saja tidak mudah untuk bisa bergabung menjadi anggota TNI. Selain butuh fisik yang kuat, anggota TNI juga diharuskan cerdas, berani, disiplin, dan tangkas.
Berikut empat fakta menarik seputar profesi tentara.
1. Tes kesehatan banyak mengugurkan calon anggota TNI
Dari semua tes dalam proses recruitment calon anggota TNI, tes kesehatan dianggap sebagai momok yang paling berat karena banyak peserta yang gagal dalam tes ini. Sehat saja ternyata tidak cukup karena calon peserta harus melalui serangkaian tes kesehatan yang cukup ketat.
Tes kesehatan dibagi dalam dua bagian yaitu tes kesehatan bagian luar tubuh dan bagian dalam tubuh. Pemeriksaan kesehatan luar tubuh mencakup tinggi badan, postur, mata, gigi, THT, anus, dan alat reproduksi. Sementara dalam tubuh termasuk rontgen, tes urine, dan tes darah.
Oh ya, yang diperiksa bukan saja kesehatan fisik semata tetapi juga kesehatan mental. Maklum bidang pekerjaan tentara termasuk berisiko tinggi, sehingga calon anggota tentara harus memiliki kesehatan psikologis.
2. Rekruitmen dan pendidikan dalam TNI
Rekrutmen di institusi TNI dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu rekruitmen untuk Tamtama, Bintara, dan Akademi Militer (akmil). Tingkatan pendidikan itu tergantung latar belakang pendidikan si calon anggota, apakah dia lulusan SMP atau SMU. Selain itu minat dari calon anggota juga berpengaruh.
Misalnya, untuk calon Tamtama biasanya tamatan SMP dan sederajat masih bisa mendaftar. Mereka kemudian akan mendapat pendidikan selama enam bulan di Sekolah Calon Tamtama (Secata). Setelah lulus, mereka akan mendapatkan pangkat Prajurit Dua (Prada).
Sementara untuk Calon Bintara haruslah tamatan SMU dan menempuh pendidikan di Sekolah Calon Bintara (Secaba) selama lima bulan dan begitu lulus mendapatkan pangkat Sersan Dua.
Bagaimana dengan Akmil? Nah persyaratan untuk masuk Akmil juga bisa dilakukan lulusan SMU dan mendapat pendidikan selama empat tahun. Lulusan Akmil akan berpangkat Letnan Dua (Letda).
Meskipun demikian, tentu saja ada kesempatan untuk naik pangkat ke level yang lebih tinggi, khususnya untuk perwira Bintara, dengan mengikuti pendidikan di Sekolah Calon Perwira (Secapa). Setelah mengikuti pendidikan tersebut, mereka bisa langsung berpangkat Letnan Dua (Letda)
3. Gaji anggota TNI
Meskipun anggota tentara di Indonesia mengembang tugas yang cukup berat, gaji mereka masih dianggap cukup kecil dan tidak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung.
Informasi tentang gaji pokok ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 31 tahun 2015 tentang perubahan ke 11 atas, Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2001 tentang peraturan gaji anggota TNI. Selain pangkat, besaran gaji yang diterima disesuaikan dengan masa tugas masing-masing prajurit.
Gaji untuk golongan I tamtama yaitu antara Rp1,5 juta sampai Rp2,8 juta, sementara golongan II Bintara mendapatkan gaji antara Rp2 juta hingga Rp3,8 juta. Gaji golongan III perwira pertama sekitar Rp2,6 juta hingga Rp4,6 jutaan.
Perwira menengah akan mengantongi gaji antara Rp2,8 juta hingga Rp4,9 juta sementara perwira tinggi mendapatkan gaji antara Rp3,1 juta hingga Rp5,6 juta.
4. Mengenal prajurit karir
Bagaimana dengan mereka yang kebetulan tidak menempuh pendidikan militer dari dasar sebagaimana disebutkan di atas dan memilih untuk kuliah? Apa ada kesempatan untuk berkarir di bidang ini?
Tentu saja ada. Anda bisa mendaftar di Sekolah Perwira PK dan mendapat pendidikan di Magelang, Jawa Tengah untuk menjadi prajurit karir. Biasanya yang mendaftar di sekolah ini adalah lulusan sarjana atau diploma yang lulus tes masuk, dan menguasai sejumlah skill tertentu seperti ahli IT, dokter, insinyur, dan bahkan ahli hukum.
Lama pendidikan di Sekolah Perwira PK adalah 7-8 bulan saja dan begitu lulus langsung mendapat pangkat Letnan Dua (Letda).
Sebelum mendaftar, pastikan Anda memenuhi persyaratan yang diminta, terutama masalah usia. Disarankan umur calon perwira karir tidak boleh lebih dari 25 tahun untuk lulusan D3, sementara untuk lulusan S1 tidak boleh lebih dari 27 tahun.
sumber : qerja.com
Tentu saja tidak mudah untuk bisa bergabung menjadi anggota TNI. Selain butuh fisik yang kuat, anggota TNI juga diharuskan cerdas, berani, disiplin, dan tangkas.
Berikut empat fakta menarik seputar profesi tentara.
1. Tes kesehatan banyak mengugurkan calon anggota TNI
Dari semua tes dalam proses recruitment calon anggota TNI, tes kesehatan dianggap sebagai momok yang paling berat karena banyak peserta yang gagal dalam tes ini. Sehat saja ternyata tidak cukup karena calon peserta harus melalui serangkaian tes kesehatan yang cukup ketat.
Tes kesehatan dibagi dalam dua bagian yaitu tes kesehatan bagian luar tubuh dan bagian dalam tubuh. Pemeriksaan kesehatan luar tubuh mencakup tinggi badan, postur, mata, gigi, THT, anus, dan alat reproduksi. Sementara dalam tubuh termasuk rontgen, tes urine, dan tes darah.
Oh ya, yang diperiksa bukan saja kesehatan fisik semata tetapi juga kesehatan mental. Maklum bidang pekerjaan tentara termasuk berisiko tinggi, sehingga calon anggota tentara harus memiliki kesehatan psikologis.
2. Rekruitmen dan pendidikan dalam TNI
Rekrutmen di institusi TNI dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu rekruitmen untuk Tamtama, Bintara, dan Akademi Militer (akmil). Tingkatan pendidikan itu tergantung latar belakang pendidikan si calon anggota, apakah dia lulusan SMP atau SMU. Selain itu minat dari calon anggota juga berpengaruh.
Misalnya, untuk calon Tamtama biasanya tamatan SMP dan sederajat masih bisa mendaftar. Mereka kemudian akan mendapat pendidikan selama enam bulan di Sekolah Calon Tamtama (Secata). Setelah lulus, mereka akan mendapatkan pangkat Prajurit Dua (Prada).
Sementara untuk Calon Bintara haruslah tamatan SMU dan menempuh pendidikan di Sekolah Calon Bintara (Secaba) selama lima bulan dan begitu lulus mendapatkan pangkat Sersan Dua.
Bagaimana dengan Akmil? Nah persyaratan untuk masuk Akmil juga bisa dilakukan lulusan SMU dan mendapat pendidikan selama empat tahun. Lulusan Akmil akan berpangkat Letnan Dua (Letda).
Meskipun demikian, tentu saja ada kesempatan untuk naik pangkat ke level yang lebih tinggi, khususnya untuk perwira Bintara, dengan mengikuti pendidikan di Sekolah Calon Perwira (Secapa). Setelah mengikuti pendidikan tersebut, mereka bisa langsung berpangkat Letnan Dua (Letda)
3. Gaji anggota TNI
Meskipun anggota tentara di Indonesia mengembang tugas yang cukup berat, gaji mereka masih dianggap cukup kecil dan tidak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung.
Informasi tentang gaji pokok ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 31 tahun 2015 tentang perubahan ke 11 atas, Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2001 tentang peraturan gaji anggota TNI. Selain pangkat, besaran gaji yang diterima disesuaikan dengan masa tugas masing-masing prajurit.
Gaji untuk golongan I tamtama yaitu antara Rp1,5 juta sampai Rp2,8 juta, sementara golongan II Bintara mendapatkan gaji antara Rp2 juta hingga Rp3,8 juta. Gaji golongan III perwira pertama sekitar Rp2,6 juta hingga Rp4,6 jutaan.
Perwira menengah akan mengantongi gaji antara Rp2,8 juta hingga Rp4,9 juta sementara perwira tinggi mendapatkan gaji antara Rp3,1 juta hingga Rp5,6 juta.
4. Mengenal prajurit karir
Bagaimana dengan mereka yang kebetulan tidak menempuh pendidikan militer dari dasar sebagaimana disebutkan di atas dan memilih untuk kuliah? Apa ada kesempatan untuk berkarir di bidang ini?
Tentu saja ada. Anda bisa mendaftar di Sekolah Perwira PK dan mendapat pendidikan di Magelang, Jawa Tengah untuk menjadi prajurit karir. Biasanya yang mendaftar di sekolah ini adalah lulusan sarjana atau diploma yang lulus tes masuk, dan menguasai sejumlah skill tertentu seperti ahli IT, dokter, insinyur, dan bahkan ahli hukum.
Lama pendidikan di Sekolah Perwira PK adalah 7-8 bulan saja dan begitu lulus langsung mendapat pangkat Letnan Dua (Letda).
Sebelum mendaftar, pastikan Anda memenuhi persyaratan yang diminta, terutama masalah usia. Disarankan umur calon perwira karir tidak boleh lebih dari 25 tahun untuk lulusan D3, sementara untuk lulusan S1 tidak boleh lebih dari 27 tahun.
sumber : qerja.com
EmoticonEmoticon